Dulu ketika masih di bangku sekolah, kita
sering diajarkan dalam pelajaran Sejarah bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Asia Selatan .
Namun, saat ini, semakin bermunculan teori-teori baru mengenai nenek moyang
bangsa Indonesia. Hal yang fenomenal adalah teori Indonesia sebagai pusat
kebudayaan dunia mulai banyak dibahas di beberapa komunitas peneliti, baik
peneliti lokal maupun internasional. Dalam teori baru ini dikatakan bahwa
justru bangsa-bangsa lain lah, termasuk yang di Yunan itu, semuanya yang
berasal dari Indonesia, karena pusat kebudayaan dunia memang berasal dari
Indonesia.
Beberapa
Data Tentang Bangsa Lemurian
Bangsa LEMURIAN lebih
dahulu eksis dibandingkan dengan bangsa ATLANTIS . Bangsa ini seringkali
disebut sebagai bagian dari kebudayaan sunda besar. Konon Bangsa LEMURIAN
dahulu kala menggunakan bahasa ZHUNNDA sebagai sarana komunikasi. Ada yang
mengatakan bahwa Bangsa LEMURIAN tidak punah, namun pasca terjadinya perang
besar dengan Bangsa ATLANTIS, bangsa LEMURIAN pindah ke planet LEMURIAN yang
terletak di Gugusan ORKADAR, masih di sekitar Galaksi Bima Sakti juga.
Ahli astronomi mungkin bertanya, “Memangnya
Gugusan Orkadar itu di mana sih? Kok kami gak pernah nemu di Stelarium?”
Kemungkinan pertama, novel itu khan cuma dongeng,
jadi Gugusan Orkadar itu memang nggak ada. Kemungkinan kedua, itu karena beda
istilah, ORKADAR adalah kata dalam bahasa Lemurian, sedangkan penamaan-penamaan
planet, galaksi, dan benda-benda langit yang ada sekarang khan tidak
menggunakan bahasa LEMURIAN. Misal, orang Lemurian menyebutkan kata Galaksi
Bima Sakti dengan nama LAGRAVEN. Lagipula, jika kita berpijak pada landasan
teori yang mengatakan bahwa peradaban di muka bumi dimulai dari primitif yang
makin ke sini makin maju, pindahnya nenek moyang bangsa kita ke planet lain
tentu akan terasa absurd. Bukankah bangsa yang saat ini dianggab paling
maju di dunia sekarang aja baru berhasil mendaratkan manusia ke bulan?
Zaman dahulu kala, benua LEMURIA luas sekali.
Saya jadi ingat pelajaran Geografi SMP dan SMA yang mengatakan Kepulauan Sunda
Besar itu (The Great Sundaland) untuk menyebutkan istilah wilayah Nusantara
saat jaman es dulu yang belum terpecah-pecah menjadi ribuan pulau seperti
sekarang. Wilayahnya tentu saja merupakan daratan sangat luas. Wilayah
benua LEMURIA yang tertinggal sekarang ini, salah satunya adalah Indonesia,
dulunya merupakan dataran tinggi benua LEMURIA. Bahkan benua Australia itu
sendiri merupakan pecahan dari Benua LEMURIA ini.
Dalam kisah Arkhytirema, bangsa Lemurian
adalah bangsa yang mempunyai penguasaan energi sebesar 40%, sedangkan kita yang
hidup di masa kini, mempunyai penguasaan energi sebesar 2,5% saja. Jadi tidak
heran jika bangsa Lemurian dikisahkan mempunyai kemampuan dan teknologi yang
lebih canggih dari kehidupan kita sekarang. Dengan kemampuan 40%, bangsa
Lemurian bisa menahan usianya agar selalu awet muda, punya kekuatan fisik yang
jauh lebih dahsyat dari kita semua.
Bangsa
LEMURIAN menggunakan bangunan kristal KRAIMAN , logam transparan
yang sangat kuat. Logam ini dibuat oleh bangsa KRAIRON yang merupakan keturunan
bangsa TARX. KRAIMAN bisa berubah-ubah, tergantung mau dibuat apa. Logam
KRAIMAN, piramida, MORTAPHRABEENA, semuanya itu dibuat, karena teknologi zaman
dahulu sangat maju. Namun, distigmakan bahwa teknologi zaman dahulu sangat
terbelakang. Padahal, bukti-bukti yang ditemukan saat ini menunjukkan
sebaliknya. Sebagai contoh, tahun 1972 ditemukan reaktor nuklir pada zaman
pra-sejarah di Gabon. Sampai saat ini masih berjalan, dan digarap oleh
kelompok-kelompok tertentu yang membutuhkan uranium.
Bangsa LEMURIAN juga
mempunyai huruf sendiri yang disebut huruf LEMURIAN . Dikisahkan pula
bahwa aksara LEMURIAN merupakan akar dari semua huruf, namun kemudian
sengaja dimusnahkan. Huruf LEMURIAN ini terefleksi di setiap bahasa di seluruh
dunia dan mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu, sehingga
berubah-ubah dan diadaptasi sesuai tempatnya. Tujuan huruf ini dimusnahkan
adalah agar otak manusia tidak berkembang dengan baik dan benar sehingga mudah
dikuasai. Kalau saja manusia membaca dari kanan ke kiri, dan otak manusia
berkembang dengan baik, maka manusia akan berpikir dengan maksimal sesuai
kemampuan otak yang sesungguhnya dan tidak dapat dikuasai. Mengapa dampaknya
bisa sebesar itu? Pergerakan dari kanan ke kiri ini adalah pergerakan yang
alamiah. Molekular alam semesta bergerak dari kanan ke kiri (anti-clock wise). Kalau
dari kiri ke kanan, maka akan terjebak dalam pola pendidikan yang pada akhirnya
cuma bertujuan untuk menghasilkan pegawai atau buruh.
Yang sangat menarik, novel ini juga
memperkenalkan aksara Lemurian itu sendiri. Bab terakhir dari tiap buku novel
Arkhytirema sudah bercampur dengan aksara Lemurian di dalamnya. Buat saya
pribadi ini sangat menarik. Terlebih aksara lemurian itu sendiri bisa kita
pakai dalam kehidupan kita sehari-hari, kalau memang niat. Karena bentuknya
memang sangat unik dan artistik.
Bangsa LEMURIAN sebagai nenek moyang bangsa
Indonesia sekarang, adalah bangsa yang sangat produktif. Mereka selalu berbuat
untuk kepentingan umat. Di bangsa mereka, persoalan sudah beres, namun di luar
mereka, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dikerjakan. Oleh karena itu,
menurut ajaran dan kepercayaan yang mereka anut, hidup adalah adalah soal
memaksimalkan waktu. Buat mereka hidup adalah hari ini dan detik ini. Sementara
zaman sekarang, seringkali rencana kita dibuat kejauhan. Padahal, belum tentu
kita masih akan hidup pada esok hari. Cara hidup dan falsafah hidup bangsa
Lemurian jaman dahulu kala, amat sangat sesuai dengan prinsip-prinsip Islam
yang diajarkan oleh Rasulullah.
Manusia punya berbagai macam nama untuk Tuhan.
Umat Islam menyebutnya Allah. Bangsa LEMURIAN dahulu kala menyebutnya dengan
“Sang Pencipta”. Bangsa LEMURIAN adalah bangsa yang luar biasa, dengan budaya
yang luar biasa pula. Prinsip mereka ada dalam ajaran WISHNU. WISHNU adalah
singkatan dari enam kunci dasar filosofi budaya Bangsa Lemuria. Ke enam hal
tersebut adalah Waskita Iraada Satya Hambaala Naaritha Umaditha. Ajaran WISHNU
memiliki peran yang vital dalam kehidupan bangsa LEMURIAN. Ia lebih dari
sekedar simbol dan ritual. Yang cukup mengejutkan saya sebagai pembaca novel ini,
kok implementasi dari WISHNU ini kok mirip sekali ya dengan ajaran shalat? Jika
memang Arkhytirema dan Lemurian adalah kisah nyata, mungkinkah gerakan shalat
yang dilakukan umat Islam sekarang adalah penyempurnaan total dari ajaran
Wishnu ini? Wallahu alam. Kesan yang saya tangkap, penulis buku ini sepertinya
menyampaikan pesan agar kehidupan umat manusia sekarang amat sangat damai
sejahtera, seperti halnya orang-orang LEMURIAN.
Prinsip bangsa LEMURIAN seperti air, mengalir.
Air bisa masuk ke gelas dan membentuk seperti gelas. Bila wadahnya botol, maka
ia pun menjadi seperti botol. Ketika air disumbat, maka ia akan mencari jalan.
Ketika panas, air akan menguap. Sebagian besar diri kita adalah air, sehingga
kenapa kita tidak belajar dari air? Air tidak pernah hilang, cuma berubah
bentuk. Itulah air. Dia tidak protes dikenai kotoran, tapi memisahkan kotoran
itu, dan menjadi uap. Bela diri mereka pun mengikuti sifat air. Tidak pernah
membentur, tapi memanfaatkan tenaganya dengan enak.
Filosofi Bangsa LEMURIAN yang terangkum dalam
WISHNU juga soal membetulkan diri sendiri terlebih dahulu. Diri kita dulu yang
dibetulkan, sebelum membetulkan orang lain. Juga soal pasrah dan menghormati
segala keputusan Sang Pencipta. Kalau segala sesuatunya dikembalikan ke Sang
Pencipta, maka tidak ada lagi kekhawatiran dan sedih hati. Kita akan dilatih
untuk mengasihi. Kasih yang tidak memiliki unsur rugi. Hanya memberi. Tidak ada
lagi berpikir untung-rugi. Segala yang dari pencipta akan kembali lagi ke Sang
Pencipta.
Proses melahirkan bangsa LEMURIAN dengan
menggunakan MORTAPHRABEENA. Dokternya adalah suaminya sendiri. Mereka memiliki
teknologi yang mengimplankan pengetahuan kepada otak manusia yang digunakan
dalam MORTAPHRABEENA. Mengapa teknologi implan ini mungkin? Meskipun saat ini
kemampuan kita jauh di bawah bangsa LEMURIAN, namun manusia secara tidak sadar
menurunkan pengetahuan. Contoh kecil, pengetahuan menangis seketika setelah
dilahirkan sebenarnya diturunkan dari kepala ke kepala. Kondisi ibu sangat
mempengaruhi si jabang bayi. Kalau ibu stress, bayinya pun bingung dan jadi
sungsang.
Menurut kisah legenda Arkhytirema, bangsa
Lemurian berkomunikasi dengan sesamanya dengan bahasa
ZHUNNDA .
Apakah bahasa Zhunnda itu berhubungan dengan bahasa Sunda yang kini digunakan
di daerah Jawa Barat? Kalau menelusuri kisah novel ini, bahasa Zhunnda memang
banyak kemiripan dengan bahasa Sunda masa kini. Apakah berhubungan atau tidak,
ya wallahu alam, karena tidak pernah diajarkan dalam pelajaran sejarah
kurikulum manapun.
Menjadi terharu dan bangga ternyata memang SUNDALAND adalah Land Mark nya Nusantara yang dicibir para ahli negeri ini bahwa LEUMURIAN hanya mitos belaka.
ReplyDelete