Shaum
صام ، يصوم، صوما، صياما، صائم
Bentar lagi pasti deh rame persoalan SHAUM. Mulai dari perdebatan si HILAL atawa si HISAB. Blm lg tambah aturan main jadwal imsak n maghrib sampai pada ibadah2 tambahan serta hal2 yg membatalkan puasa.
Potret SHAUM kita ternyata straight dlm tataran ISTILAHY alias TERMINOLOGIAH sehingga terjebak parameter syar'i yg perlu dikaji n ditelusuri duduk sesungguhnya tentang SHAUM. Kadang pun, SHAUM dlm arti ETIMOLOGIAH alias LAFDZIYYAH sebatas NAHAN, sangat jarang mencari MUTARODIFAT arti makna SHAUM itu sendiri.
Hal ini tentu saja LAFDZIYYAH N ISTILAHIYYAH seolah2 "backing support" terhadap definisi kata SHAUM.
Coba deh kita mencari arti MUTARODIFAT alias persamaan makna kebiasaan penggunaan kata SHAUM.
Ada suatu klan ARBHIINA yg salah satu dari ratusan klan, dan pdhl klan itu QURAISY yg mengartikan SHAUM itu bermakna dengan diam, hening, sepi,, tenang, relaks. Kenapa anehnya jd terdeviasi ke makna NAHAN? apalagi jd MENAHAN MAKAN N MINUM DARI IMSAK SAMPE MAGHRIB???
What the f### hell is this?
Knp gak pake TAHAN dng kata نهى ، ينهى ??? Seperti
إن الصلات تنهى عن الفخشاء و المنكر؟
Atawa knp ga pake kata سكت، يسكت aja bila memang DIAM ?
Kanjeng rosul tentu ahli super duper lingusitik, semiotika, bhalagoh, diksi n sagala terkait simbol bahasa, dan knp menggunakan kata SHOOMA, SHAUM tuk mengajak umatnya puasa?
Apa inti puasa tsb?
Tentu saja kata yg sama arti dari kata itu seperti yg di atas sebutkan, HENING, DIAM, SEPI, TENANG, RELAKS adalah bermakna PENGAMATAN move in ke tubuh dmn ada proses UNITED, AHHADA, MANUNGGAL dari hal mikro hingga makro untuk move on. Dng kata lain, SHAUM yg dimaksud kanjeng rosul tsb adalah dmn posisi tubuh mengkondisikan level DNA n semesta untuk menerima ENERGI LAILAATUL QODR atawa ARKHYDAAR sebagai energi getaran sang maha jagat raya yg MERAMBAT pd kondisi RHA (matahari) sebagai MADYA (media) dikala sedang HENING, DIAM, SEPI, TENANG tsb.
Karena itu lah, saat situasi HENING, DIAM, SEPI, TENANG otomatis diri alias jiwa mencoba berupaya MENGENDALIKAN EGO agar ruang batin tubuh ini adafted, received ENERGI LAILATUL QODR sehingga terjadi proses UNITED, AHAD, MANUNGGAL, ngaHIJI+R dng sang maha pencipta.
Lalu, sampai kapan pemahaman puasa kita seperti sekrng ini???? Bknkah hrsnya kita mengikuti makna dari kanjeng rosul sendiri? Hmmmmm
Selamat BerSHAUM.
Memang ada padanan lain dng SHAUM yaitu AMSAKA YUMSIKU IMSAAKAN... asal kata MASAKA YAMSIKU juga.... memegang atau mengendalikan, bukan menahan. ANA UMSIKU SAYYAROH... sy mengendalikan (nyetir) mbl. Bkn artinya sy MENAHAN mbl. Krn itu kata AMSAKA IMSAAKON bila diartikan mentah2 MENAHAN akan berefek pada tradisi yg bila sdh batas wkt TAHAN akan tdk terkendali.
Karena itu di atas , makna AMSAKA WA IMSAKON adalah LAPDZIYYAH yg seolah berdiri sendiri dng makna SHAUM, pdhl mah tdk. Kl dikaitkan dng SHAUM dlm arti HENING, TENANG, DIAM sdh pasti posisi itu adalah berefek pada PENGENDALIAN diri n nafsu.
Bayangkan bila hening, sepi, tenang, diam maka sel2 tubuh pun akan diperintah tuk mengikuti kata Pengendaluan diri tadi. Hehehe
Bentar lagi pasti deh rame persoalan SHAUM. Mulai dari perdebatan si HILAL atawa si HISAB. Blm lg tambah aturan main jadwal imsak n maghrib sampai pada ibadah2 tambahan serta hal2 yg membatalkan puasa.
Potret SHAUM kita ternyata straight dlm tataran ISTILAHY alias TERMINOLOGIAH sehingga terjebak parameter syar'i yg perlu dikaji n ditelusuri duduk sesungguhnya tentang SHAUM. Kadang pun, SHAUM dlm arti ETIMOLOGIAH alias LAFDZIYYAH sebatas NAHAN, sangat jarang mencari MUTARODIFAT arti makna SHAUM itu sendiri.
Hal ini tentu saja LAFDZIYYAH N ISTILAHIYYAH seolah2 "backing support" terhadap definisi kata SHAUM.
Coba deh kita mencari arti MUTARODIFAT alias persamaan makna kebiasaan penggunaan kata SHAUM.
Ada suatu klan ARBHIINA yg salah satu dari ratusan klan, dan pdhl klan itu QURAISY yg mengartikan SHAUM itu bermakna dengan diam, hening, sepi,, tenang, relaks. Kenapa anehnya jd terdeviasi ke makna NAHAN? apalagi jd MENAHAN MAKAN N MINUM DARI IMSAK SAMPE MAGHRIB???
What the f### hell is this?
Knp gak pake TAHAN dng kata نهى ، ينهى ??? Seperti
إن الصلات تنهى عن الفخشاء و المنكر؟
Atawa knp ga pake kata سكت، يسكت aja bila memang DIAM ?
Kanjeng rosul tentu ahli super duper lingusitik, semiotika, bhalagoh, diksi n sagala terkait simbol bahasa, dan knp menggunakan kata SHOOMA, SHAUM tuk mengajak umatnya puasa?
Apa inti puasa tsb?
Tentu saja kata yg sama arti dari kata itu seperti yg di atas sebutkan, HENING, DIAM, SEPI, TENANG, RELAKS adalah bermakna PENGAMATAN move in ke tubuh dmn ada proses UNITED, AHHADA, MANUNGGAL dari hal mikro hingga makro untuk move on. Dng kata lain, SHAUM yg dimaksud kanjeng rosul tsb adalah dmn posisi tubuh mengkondisikan level DNA n semesta untuk menerima ENERGI LAILAATUL QODR atawa ARKHYDAAR sebagai energi getaran sang maha jagat raya yg MERAMBAT pd kondisi RHA (matahari) sebagai MADYA (media) dikala sedang HENING, DIAM, SEPI, TENANG tsb.
Karena itu lah, saat situasi HENING, DIAM, SEPI, TENANG otomatis diri alias jiwa mencoba berupaya MENGENDALIKAN EGO agar ruang batin tubuh ini adafted, received ENERGI LAILATUL QODR sehingga terjadi proses UNITED, AHAD, MANUNGGAL, ngaHIJI+R dng sang maha pencipta.
Lalu, sampai kapan pemahaman puasa kita seperti sekrng ini???? Bknkah hrsnya kita mengikuti makna dari kanjeng rosul sendiri? Hmmmmm
Selamat BerSHAUM.
Memang ada padanan lain dng SHAUM yaitu AMSAKA YUMSIKU IMSAAKAN... asal kata MASAKA YAMSIKU juga.... memegang atau mengendalikan, bukan menahan. ANA UMSIKU SAYYAROH... sy mengendalikan (nyetir) mbl. Bkn artinya sy MENAHAN mbl. Krn itu kata AMSAKA IMSAAKON bila diartikan mentah2 MENAHAN akan berefek pada tradisi yg bila sdh batas wkt TAHAN akan tdk terkendali.
Karena itu di atas , makna AMSAKA WA IMSAKON adalah LAPDZIYYAH yg seolah berdiri sendiri dng makna SHAUM, pdhl mah tdk. Kl dikaitkan dng SHAUM dlm arti HENING, TENANG, DIAM sdh pasti posisi itu adalah berefek pada PENGENDALIAN diri n nafsu.
Bayangkan bila hening, sepi, tenang, diam maka sel2 tubuh pun akan diperintah tuk mengikuti kata Pengendaluan diri tadi. Hehehe
Comments
Post a Comment